Sebelum kejadian penyerangan pada Selasa, 31 Desember 2013 kemarin, ternyata Gereja Pantekosta, Sumedang di Jawa Barat juga sempat diserbu massa pada 17 Desember 2013.
Massa yang tidak dikenal itu sempat mengambil paksa beberapa aset gereja, seperti alat musik dan komputer, walaupun kemudian dikembalikan. Istri pendeta jemaat setempat Corry Maukar mengaku sejumlah barang pribadi miliknya, seperti komputer, telepon genggam, pemancar Wi-Fi, dan iPad, raib entah kemana.
Gereja yang menuai kontroversi ini, menurut Corry, dibangun pada 1989. Awalnya, Corry bercerita, sebelum gereja itu dibangun, dia beserta suaminya mengontrak rumah di sana dan membuka tempat ibadah kecil-kecilan. Namun, karena jumlah jemaat yang bertambah,mereka membeli rumah tersebut dan membangun sebuah gereja tepat di samping rumahnya. Gereja itu pun menjadi satu-satunya Gereja Pantekosta di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung.
"Ketika awal dibangun, tak ada masalah. Hingga tahun 2002, kami mengajukan perizinan pembangunan tempat ibadah. Sejak saat itu, gereja kami sering sekali dibongkar massa," ungkap dia.
Sayangnya, dia tidak mengetahui siapa saja yang pernah merusak aset tempat ibadah itu. Yang pasti, ujar Corry, bukan warga sekitarnya yang melakukan pembongkaran itu. Sebab, dia mengklaim hubungannya dengan masyarakat sekitar baik-baik saja. "Kami tidak tahu mereka siapa. Kami pun bukan aliran sesat. Gereja kami kok mesti dibongkar?"
Meski Gereja Pantekosta itu sering diancam sejak 2011 lalu, Pemerintah Kabupaten Sumedang masih memikirkan solusi agar tidak merugikan kedua belah pihak. "Kami tidak hanya memikirkan layak atau tidaknya bangunan itu dijadikan tempat ibadah," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat, dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Sumedang Asep Sudrajat.
Tapi, dia melanjutkan, Pemkab Sumedang juga harus memikirkan keselamatan jemaat gereja dan keamanan harta benda.